Kesultanan Ternate

Kesultanan Ternate
Bendera Kesultanan Ternate
Kesultanan Ternate atau dikenal juga sebagai Kerajaan Gapi adalah salah satu kerajaan Islam tertua di Indonesia dan merupakan satu dari 4 kerajaan di Kepulauan Maluku. Adalah Baab Mashur Malamo yang mendirikan kerajaan yang memiliki peran penting di kawasan timur Nusantara disekitar abad ke-13 hingga abad ke-17. Kesultanan yang didirikan pada tahun 1257 ini menikmati kegemilangan di paruh abad ke-16 berkat perdagangan rempah-rempah dan juga memiliki kekuatan militer yang tangguh. Pada masa jaya kekuasaan Kesultanan Ternate membentang mencakup wilayah Maluku, Sulawesi bagian timur, utara, dan tengah, juga menguasai bagian selatan kepulauan Filipina hingga sejauh Kepulauan Marshall di Pasifik.

Pada masa pemerintahan Sultan Bayanullah tahun 1500 hingga 1521 Ternate semakin berkembang, rakyatnya diwajibkan berpakaian islami. Orang Arab dan Turki lah yang mengajarkan teknik pembuatan perahu dan senjata yang kemudian pasukan Ternate menjadi pasukan yang disegani.

Pada tahun 1512 dibawah pimpinan Fransisco Serrao dan atas persetujuan sultan, Portugal diizinkan mendirikan pos dagang di Ternate. Meskipun pada tujuannya Portugal ingin menguasai wilayah, perdagangan rempah–rempah, cengkih, dan pala di Maluku. Namun setelah terlihatnya kelicikan Portugal dan terbunuhnya Sultan Khairun oleh Portugal membuat semangat rakyat Ternate untuk menyingkirkan Portugal semakin besar. Setelah peperangan selama 5 tahun, akhirnya Portugal meninggalkan Maluku untuk selamanya pada tahun 1575 dan di bawah pimpinan Sultan Baabullah, Ternate mencapai puncak kejayaannya.

Profil Kesultanan Ternate
Nama ResmiKesultanan Ternate, كسولتانن تيرنات
Berdiri1257–1950
IbukotaTernate
AgamaIslam

Dalam usianya yang kini memasuki usia ke-750 tahun, Kesultanan Ternate masih tetap bertahan meskipun hanya sebatas simbol budaya. Berikut daftar Kolano dan Sultan Ternate besarta masa periodenya:
  • Baab Mashur Malamo (1257 - 1277)
  • Jamin Qadrat (1277 - 1284)
  • Komala Abu Said (1284 - 1298)
  • Bakuku (Kalabata) (1298 - 1304)
  • Ngara Malamo (Komala) (1304 - 1317)
  • Patsaranga Malamo (1317 - 1322
  • Cili Aiya (Sidang Arif Malamo) (1322 - 1331)
  • Panji Malamo (1331 - 1332)
  • Syah Alam (1332 - 1343)
  • Tulu Malamo (1343 - 1347)
  • Kie Mabiji (Abu Hayat I) (1347 - 1350)
  • Ngolo Macahaya (1350 - 1357)
  • Momole (1357 - 1359)
  • Gapi Malamo I (1359 - 1372)
  • Gapi Baguna I (1372 - 1377)
  • Komala Pulu (1377 - 1432)
  • Marhum (Gapi Baguna II) (1432 - 1486)
  • Zainal Abidin (1486 - 1500)
  • Sultan Bayanullah (1500 - 1522)
  • Hidayatullah (1522 - 1529)
  • Abu Hayat II (1529 - 1533)
  • Tabariji (1533 - 1534)
  • Khairun Jamil (1535 - 1570)
  • Babullah Datu Syah (1570 - 1583)
  • Said Barakat Syah (1583 - 1606)
  • Mudaffar Syah I (1607 - 1627)
  • Hamzah (1627 - 1648)
  • Mandarsyah (masa pertama) (1648 - 1650)
  • Manila (1650 - 1655)
  • Mandarsyah (masa kedua) (1655 - 1675)
  • Sibori (1675 - 1689)
  • Said Fatahullah (1689 - 1714)
  • Amir Iskandar Zulkarnain Syaifuddin (1714 - 1751)
  • Ayan Syah (1751 - 1754)
  • Syah Mardan (1755 - 1763)
  • Jalaluddin (1763 - 1774)
  • Harunsyah (1774 - 1781)
  • Achral (1781 - 1796)
  • Muhammad Yasin (1796 - 1801)
  • Muhammad Ali (1807 - 1821)
  • Muhammad Sarmoli (1821 - 1823)
  • Muhammad Zain (1823 - 1859)
  • Muhammad Arsyad (1859 - 1876)
  • Ayanhar (1879 - 1900)
  • Muhammad Ilham (Kolano Ara Rimoi) (1900 - 1902)
  • Haji Muhammad Usman Syah (1902 - 1915)
  • Iskandar Muhammad Jabir Syah (1929 - 1975)
  • Haji Mudaffar Syah (Mudaffar Syah II) (1975 – 2015)